◀ BAB I PENDAHULUAN ▶
◀ LATAR BELAKANG ▶
bantalmateri.com – Para ulama terdahulu tidak membutuhkan metode takhrij al-hadits karena pengetahuan mereka terhadap sumber-sumber syari’at yang luas, dan ingatan mereka sangat kuat. Ketika membutuhkan sebuh hadits sebagai dalil, dalam sekejap mereka dapat menemukannya, di kitab mana hadits itu berada. Kalau memang hadits tersebut belum dibukukan, mereka mudah menemukan, diriwayatkan oleh siapa hadits dimaksud, dan melalui jalur mana saja.
Setelah berabad-abad, muncul problem karena kelemahan penguasaan generasi penerus mengetahui sumber hadits/ riwayat. Pengambilan dalil (hadits) sering kali dilakukan dengan cara merujuk kitab-kitab sembarangan. Di sisi lain, tidak semua hadits yang dimuat dalam buku rujukan berkualitas layak. Itu sebabnya diperlakukan penalusuran dalil, yang lazim disebut takhrij.[1]
◀ RUMUSAN MASALAH ▶
Berikut ini adalah rumusan masalah pada makalah Takhrij Hadits:
- Apa yang dimaksud dengan Takhrij?
- Apa saja tujuan Takhrij?
- Apa saja Faedah dan Manfaat Tajhrij?
- Apa saja Metode Takhrij hadits?
- Apa saja kitab-kitab Takhrij Hadits?
◀ TUJUAN MASALAH ▶
Berikut ini adalah tujuan masalah pada makalah Takhrij Hadits:
- Untuk mengetahui arti dari Takhrij.
- Untuk Mengetahui Tujuan Takhrij.
- Untuk Mengetahui apa saja Faedah dan Manfaat Takhrij.
- Untuk Mengetahui Metode Takhrij.
- Untuk mengetahui Kitab-Kitab Takhrij Hadits.
◀ BATASAN MASALAH ▶
Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan hanya mengenai pengertian, tujuan, faedah dan manfaat, metode Takhrij serta kitab-kitab Takhrij Hadits. Dengan demikian kami berharap pembahasan kami terfokus pada tema tersebut.
◀ BAB II PEMBAHASAN ▶
◀ PENGERTIAN TAKHRIJ ▶
Secara etimologi kata”takhrij” berasal dari akar kata: - يخرج – خروجاخرج medapat tambahan tasydid/syiddah pada (‘ain fi’il) maenjadi: خرج – يخرج -تخريجاyang berarti menampakkan, mengeluarkan, menerbitkan,menyebutkan dan menumbuhkan.[2]
Menurut istilah, ialah:
Mengambil sesuatu hadits dari sesuatu kitab, lalu mencari sanad yang lain dari sanad penyusun kitab itu. Orang yang mengerjakan ini dinamai : mukharrij dan mustakhrij.[3]
Menurut bahasa dapat digunakan untuk beberapa arti, mengeluarkan (istinbath), melatih/meneliti (tadrib) menghadapkan (taujih).
Dalam ilmu hadits, takhrij dipahami untuk beberapa kepentingan:
Menjelaskan tentang hadis kepada orang lain dengan menyebutkan para periwayat dalam sanad hadits tersebut.
Mengeluarkan dan meriwayatkan satu hadis dari beberapa kitab, atau guru, atau teman.
Menunjukkan kitab-kitab sumber hadis.[4]
◀ TUJUAN TAKHRIJ ▶
Dalam melakukan takhrij tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pokok dari takhrij yang ingin dicapai seseorang peneliti adalah:
Mengetahui eksistensi suatu hadist apakah benar suatu hadits yang ingin diteliti terdapat pada buku-buku hadits atau tidak.
Mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadits apa saja di dapatkan.
Mengetahui ada berapa tempat hadits tersebut dengan sanad yang berada di dalam sebuah buku hadits atau dalam beberapa buku induk hadits.
Mengetahui kualitas hadits ( makbul/di terima atau mardud/tertolak)[5]
◀ FAEDAH DAN MANFAAT TAKHRIJ ▶
Mengetahui referensi beberapa buku hadits.
Menghimpun sejumlah sanad hadits.
Mengetahui keadaan sanad yang bersambung dan yang terputus dan mengetahui kadar kemampuan perawi dalam mengingat hadts serta kejujuran dalam pewayatan.
Mangetahui status suatu hadits.
Meningkatkan suatu hadits yang dha’if menjadi hasan li ghayrihi karena adanya dukungan sanad lain yang seimbang atau lebih tinggi kualitasnya.
Mengetahui bagaimana para imam hadits menilai suatu kualitas hadits dan bagaimana kritikan yang disampaikan.
Seseorang yang melakukan takhrij dapat menghimpun beberapa sanad dalam matan suatu hadits.[6]
◀ METODE TAKHRIJ ▶
Sebelum seorang melakukan takhrij suatu hadits, terlebih dahulu ia harus mengetahui metode atau langkah-langkah dalam takhrij sehingga akan mandapatkan kemudahan-kemudahan dan tidak ada hambatan. Oleh karena itu sangat diperlukan beberapa metode takhrij yang sesuai dengan taknik hadist yang ingin diteliti.
Takhrij dengan kata (bi al-lafzhi)
Metode takhrij pertama ini penelusuran hadits melalui kata/lafal matan hadits baik dari permulaan, pertenghan, dan atau akhiran.
Takhrij dengan tema (bi al-mawdhu’)
Arti takhrij kedua ini kedua ini adalah penelusuran hadist yang didasarkan pada topik (mawdhu’). Yaitu metode penelusuran hadist melalui topic masalah. [7] Hadist yang akan diteliti tidak terikat pada bunyi lafadz matan hadist, tetapi berdasarkan topik masalah. Misalnya, topic masalah yang akan diteliti adalah hadist tentang kawin kontrak. Untuk menelusurinya, dipelukan bantuan kitab kamus ataupun semacam kamus yang dapat memberikan keterangan tentang berbagai riwayat hadist tentang topik tersebut. [8]
Takhrij dengan permulaan matan (bi awwa al-matan)
Takhrij menggunakan permulaan matan dari segi hurufnya, misalnya awal suatu matan dimulai dengan huruf mim maka dicari pada bab mim, jika di awali dengan huruf ba maka dicari pada bab ba dan seterusnya.
Takhrij melalui sanad pertama (bi ar-rawi al-a’la)
Takhrij ini menelusuri hadits melalui sanad yang pertama atau yang paling atas yakni para sahabat (muttashil asnad) atau tabi’in (dalam hadits mursal).
Takhrij dengan sifat (bi ash-shifah)
Talah banyak disebutkan sebagaimana pembahasan di atas tentang metode takhrij.seseorang dapat memilih metode mana yang tepat untuk ditentukannya sesuai dengan kondisi orang tersebut .[9]
◀ KITAB-KITAB TAKHRIJ ▶
Yang dinamakan “takhrij” adalah menerangkan derajad-derajad hadits yang terdapat dalam berbagai tafsir dan fiqh. Kitab takhrij berarti kitab yang berisi keterangan-keterangan tentang derajad-derajad hadits yang dikutib pada kitab-kitab tafsir maupun fiqh.
Menurut kenyataan yang kitadapati banyak benar diantara kitab-kitab tafsir dan fiqih yang mengambil dalil-dalil hadits dengan tanpa menyertakan sanad-sanadnya tidak menunjukkan sumber-sumber pengambilannya, sehingga mengharuskan kita untuk melakukan pemeriksaan terlebih dahulu seelum memegangi dalil dalil tersebut.[10]
Kitab-kitab takhrij yaitu kitab-kitab yang disusun untuk men-takhrij hadits-hadits kitab tertentu.
Diantara takhrij yang terpenting adalah:
Nashbu al-rayah li Ahadits al-Hidayah karya al-Imam al-Hafizh Jamaluddin Abu Muhammad Abdillah bin Yusuf al- Zaila’I al-Hanafi ( w. 762 H)
Kitab ini mengungkap secara lengkap riwayat-riwayat yang penuh faidah,dan mengupas setiap hadits yang ada dalam kitab al-Hidayah, disertai riwayat dan hadits-hadits lain yang menguatkannya.
Al-Mughni’an Haml al- Asfar fi al-Asfar fi Takhrij Ma fi al-Ihya min al-Akhbar karya al-Hafizh al-Kabir al-Imam Abdurrahim bin al-Husain al-Iraqi (w. 806 H).
Kitab ini merupakan takhrij hadits-hadits sebuah kitab yang teramat penting da terkenal di kalangan muslim, yaitu kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din karya Imam al-Ghazali
Al-talkish al-Habir fi TakhrijAhadits al-Rafa’i al-Kabir karya Ibnu Hajar.
kitab ini merupakan takhrij hadits-hadits al-Syarh al-Kabir karya al-Rafi’i, yang merupakan syarah al-Wajiz fi al-Fiqh al-Syafi’i karya imam al- qhazali.[11]
◀ BAB III PENUTUP ▶
◀ KESIMPULAN ▶
Takhrij ialah mengambil sesuatu hadits dari sesuatu kitab, lalu mencari sanad yang lain dari sanad penyusun kitab itu. Orang yang mengerjakan ini dinamai : mukharrij dan mustakhrij.
Tujuan Takhrij adalah Mengetahui eksistensi suatu hadist apakah benar suatu hadits yang ingin diteliti terdapat pada buku-buku hadits atau tidak, Mengetahui sumber otentik suatu hadits dari buku hadits apa saja di dapatkan.
Manfaat dari Takhrij Hadits ialah mengetahui referensi beberapa buku hadits, menghimpun sejumlah sanad hadits,dll.
Macam-macam metode Takhrij ialah takhrij dengan kata (bi al-lafzhi), takhrij dengan tema (bi al-mawdhu’),dll.
Kitab-kitab Takhrij Hadits yaitu Nashbu al-rayah li Ahadits al-Hidayah karya al-Imam al-Hafizh Jamaluddin Abu Muhammad Abdillah bin Yusuf al- Zaila’I al-Hanafi, Al-Mughni’an Haml al- Asfar fi al-Asfar fi Takhrij Ma fi al-Ihya min al-Akhbar karya al-Hafizh al-Kabir al-Imam Abdurrahim bin al-Husain al-Iraqi,dll.
◀ SARAN ▶
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Kami selaku penyusun makalah tersebut mengharapkan saran, dan ide yang membangun untuk melengkapi makalah tersebut. Dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan.
◀ DAFTAR PUSTAKA ▶
Mujiono. 1994. Ulum Al Hadits. Bandung: PT. Remaja Posdakarya.
Khon, Majid Abdul.2010. Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah.
Shoim, Muhammad. 2000. Ulumul Hadits. Tulungagung: Pusat Penerbitan dan Publikasi STAIN.
Ismail, Syuhudi.1990. Cara Praktis Mencari Hadits. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Zuhri, Muhammad.2011. Hadits Nabi Telaah Historis dan Metodologis. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Shiddieqy, Hasb Ash. 1998. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
footnote makalah
[1] Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Historis dan Metodologis,(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2011), hal 149
[2] Majid Abdul Khon,Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2010), hal 115-116.
[3] Prof. Dr. T. M. Habs Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1998), hal 254
[4] Muh. Zuhri, Hadis Nabi Telaah Historis dan Metodologis,(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2011), hal 150
[5] Majid Abdul Khon,Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2010), hal 117.
[6] Ibid, hal, 118
[7] Ibid, hal 119-122.
[8] Syuhudi Ismail, Cara Praktis Mencari Hadits, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990),hal 44
[9] Majid Abdul Khon,Ulumul Hadis,(Jakarta: Amzah, 2010), hal 123-127.
[10] Moh.Shoim, ulumul hadits, (Tulungagung: Pusat penerbitan dan publikasi sekolah tinggi agama islam negeri tulunggagung, 2000) hal, 140.
[11] Mujiono, ulum al-hadits,(Bandung: PT.Remaja rosdakarya, 1994), hal, 191-192.
Demikian MAKALAH dengan materi TAKHRIJ HADITS. Untuk makalah yang lainnya, di postingan selanjutnya juga ya. Ini dapat dijadikan bahan untuk belajar 👍 atau dapat dijadikan referensi. Semoga makalah ini bermanfaat. Amiiinnn 👐👐👐.
Jangan lupa untuk SUBSCRIBE 👪 (Klik lonceng di bawah-kanan layar Anda) dan berikan komentar atau masukan serta share postingan ini ke teman-teman untuk berkembangnya https://www.bantalmateri.com/ ini 😀. Terima kasih dan semoga bermanfaat. 😋😆
No comments:
Post a Comment