◀ BAB I PENDAHULUAN ▶
◀ LATAR BELAKANG ▶
bantalmateri.com – Asbab an-nuzul merupakan ilmu yang menunjukkan hubungan dan dealektika antara nash (teks) dan realitas. Asbab al-nuzul memberikan materi baru bagaimana peran teks dalam merespon realitas yang melingkupinya. Teks juga menjelaskan bagaimana ayat atau sejumlah ayat diturunkan ketika ada satu peristiwa khusus yang mengharuskan munculnya teks tersebut. Sangat sedikit ayat – ayat yang diturunkan tanpa ada sebab eksternal. Sehingga dalam memahami makna teks dituntut adanya pengetahuan awal tentang raelitas yang memproduksi teks – teks tersebut.
Al Qur’an yang diturunkan selama lebih dari 20 tahun secara berangsur – angsur merupakan jawaban langsung terhadap problematika yang muncul saat itu. Al Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia hanya memberikan prinsip – prinsip umum pada masa itu, sehingga Al Qur’an mampu menjawab problem yang muncul pada masa pewahyuan. Peristiwa – peristiwa yang melatar belakangi pewahyuan tersebut dijadikan pedoman untuk menemukan prinsip – prinsip umum yang terkandung dalam ayat – ayat Al Qur’an.
Pemahaman asbab al-nuzul yang dikembangkan para ulama mempunyai implikasi pada keharusan adanya asbab an- nuzul yang tergambar dalam Al Qur’an, yang tidak disinggung oleh Al Qur’an tidak bisa disebut asbab al-nuzul. Konsekuensi yang muncul adalah banyak ayat Al Qur’an yang tidak bisa dipahami maksudnya dengan benar – benar karena tidak tersedianya asbab an- nuzul. Sehingga untuk memahami Al Qur’an tidak cukup hanya dengan mempelajari situasi dan masalah lokal saat itu sebagai latar belakang turunnya Al Qur’an, tetapi harus memahami situasi dan kondisi masyarakat secara keseluruhan ketika ayat Al Qur’an diturunkan.
◀ RUMUSAN MASALAH ▶
Terkait dengan luasnya pembahasan mengenai ilmu Asbab al-Nuzul, maka dalam makalah ini penulis secara khusus akan membatasi pembahasan tentang masalah-masalah sebagai berikut:
- Apa pengertian Asbab Al-Nuzul dan macam-macam Asbab Al-Nuzul ?
- Bagaimana bentuk ungkapan Asbab Al-Nuzul ?
- Apa Faedah, Urgensi, dan Manfaat Asbab Al-Nuzul ?
◀ TUJUAN ▶
Terkait dengan luasnya pembahasan mengenai ilmu Asbab al-Nuzul, maka dalam makalah ini penulis secara khusus akan membatasi pembahasan tentang tujuan-tujuan sebagai berikut:
- Mengetahui pengertian dari Asbab Al-Nuzul serta mengetahui macam-macam Asbab Al-Nuzul.
- Mengetahui bentuk ungkapan Asbab Al-nuzul.
- Mengetahui faedah, urgensi dan manfaat mempelajari Asbab Al-Nuzul.
BACA JUGA:
|
|
◀ BAB II PEMBAHASAN ▶
◀ PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM ASBAB AL-NUZUL ▶
• Pengertian Asbab Al-Nuzul
Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam masa kurang lebih 23 tahun.Secara etimologis kata Asbab al-Nuzul berasal dari kata “asbab” dan “nuzul”. Kata asbab merupakan bentuk jamak dari kata sababun yang berarti sebab, alasan, illat. Sedangkan kata nuzul berasal dari kata kerja nazala yang berarti turun. Secara terminologis, Asbab al-Nuzul dapat diartikan sebab-sebab yang melatar belakangi turunnya ayat (Al-Qur’an), seperti halnya asbabul wurud dalam istilah ulumul hadits.
Sebab-sebab turunnya ayat dalam bentuk peristiwa ada 3 macam:
- Peristiwa berupa pertengkaran, seperti perselisihan yang berkecambuk antara golongan dari suku Aus dan dan golongan dari suku Khazaraj. Perselisihan itu timbul dari intrik-intrik yang ditiupkan orang-orang Yahudi sehingga mereka berteriak-teriak : “ Sejat,senjata “. Peristiwa tersebut menyebabkan turunnya Surat Ali Imran ayat 100.Sampai beberapa ayat sesudahnya. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjauhkan orang dari perselisihan dan merangsang orang untuk menjauhkan orang dari perselisihan dan merangsang kepada sikap kasih sayang, persatuan, dan kesepakatan.
- Peristiwa berupa kesalahan yang serius, seperti peristiwa seseorang yang mengimani salat saat sedang mabuk sehingga tersalah membaca surat Al-Kafirun. Dan peristiwa ini menyebabkan turunnya firman Allah dalam surat An-nisa ayat 43.
- Peristiwa itu berupa cita-cita dan keinginan, seperti persesuaian-persesuaian ( muwafaqat ) Umar bin Al-khattab dengan ketentuan ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam sejarah, ada beberapa harapan Umar yang dikemukakannya kepada Nabi Muhammad. Kemudian turun ayat-ayat yang kandungannya sesuai dengan harapan-harapan Umar tersebut. Diantaranya adalah surat Al-Ahzab ayat 53 dan surat Al-Tahrim ayat 5.
Adapun sebab-sebab turun ayat dalam bentuk pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi 3 macam:
- Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah lalu seperti yang terkandung dalam surat Al-Kahfi ayat 83.
- Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu seperti yang terkandung dalam surat Al-Isra ayat 85.
- Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang seperti yang terkandung dalam surat An-Naziat ayat 42.
Definisi Asbab al-Nuzul yang dikemukakan di atas membawa kepada pembagian ayat-ayat Al-Qur’an kepada dua kelompok. Pertama, kelompok yang turun tanpa sebab dan yang kedua turun dengan sebab tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tidak semuanya ayat menyangkut keimanan, kewajiban dari syari’at Agama turun tanpa Asbab al-Nuzul.
• Macam-macam Sebab Nuzul dan contohnya
Asbab al-Nuzul dapat dibagi menjadi 2 yaitu: Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid dan Ta’addud Al-Nazil Wa Al-Sabab Wahid. Sebab turun ayat disebut Ta’addud bila ditemukan dua riwayat yang berbeda atau lebih tentang sebab turun suatu ayat atau kelompok ayat tertentu. Sebaliknya, sebab turun itu disebut Wahid atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat yang turun disebut Ta’addud Al-nazil, apabila inti persoalan yang terkandung dalam ayat yang turun sehubungan dengan sebab tertentu lebih dari satu persoalan.
Jika ditemukan dua riwayat atau lebih tentang sebab turun ayat dan masing-masing menyebutkan suatu sebab yang jelas dan berbeda dari yang disebutkan lawannya, maka kedua riwayat ini diteliti dan dianalisis. Permasalahannya ada empat bentuk, yakni:
- Salah satu dari keduanya sahih dan lainnya tidak.
- keduanya sahih, akan tapi salah satunya mempunyai penguat ( murajjin ) dan lainnya tidak.
- keduanya sahih dan keduanya sama-sama tidak mempunyai penguat ( murajjin ).
- keduanya sahih, tidak mempunyai penguat ( murajjin ), dan tidak mungkin mengambil keduanya sekaligus.
Bentuk pertama diselesaikan dengan jalan memilih riwayat yang sahih dan menolak yang tidak sahih. Misalnya perbedaan yang terjadi antara riwayat Bukhari, Muslim, dan lainnya. Bentuk kedua ialah keadaan dua riwayat itu sahih. Akan tetapi, salah satu diantaranya mempunyai penguat ( murajjin ). Penyelesaiannya dengan mengambil yang kuat rajihah. Penguat ( murajjin ) itu ada kalanya salah satunya lebih sahih dari yang lainnya atau periwayat salah satu dari keduanya menyaksikan kisah itu berlangsung sedang periwayat lainnya tidak demikian. Misalnya, hadits yang diriwayatkan Al-Bukhari dari Ibnu Mas’ud. Bentuk ketiga ialah kesahihan dua riwayat itu sama dan tidak ditemukan penguat ( murajjin ) bagi salah satu kedunya. Misalnya hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari jalan ikrimah dari Ibnu Abbas, bahwa Hilal bin ummayyah menuduh istrinya berbuat mesum di sisi Nabi dengan Syarik Bin Samha. Makamalaikat Jibril menurunkan surat An-Nur ayat 6. Bentuk keempat ialah keadaan dua riwayat itu sahih, tidak ada penguat ( murajjin ) bagi salah satu keduanya sekaligus sebagai Asbab Al-Nuzul karena waktu peristiwannya jauh berbeda. Penyelesaian masalah ini dengan menganggap berulang-ulangnya ayat itu turun banyak Asbab Al-Nuzulnya. Misalnya ialah hadis yang diriwayatkan Al-Baihaqi dan Al-Bazzar dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW agak dekat dengan Hamzah ketika gugur menjadi syahid dan tubuhnya dicincang. Dan malaikat Jibril turun dengan membawa tiga ayat dari akhir surat Al-Nahl.
Inilah empat bentuk permasalahan dan pemecahannya ketika terjadi Ta’addud Asbab Wa Al-Nazil Wahid, yaitu riwayat tentang sebab turun ayat lebih dari satu riwayat sedang ayat yang turun satu atau beberapa ayat yang turun serempak. Adapun jika sebaliknya, yaitu Ta’addud Al-Nazil Wa Al-Sabab Wahid( ayat yang turun berbeda dan sebabnya tunggal atau sama ), maka hal yang demikian tidak menjadi masalah. Hal demikian tidak bertentangan dengan hikmah untuk meyakinkan manusia dan menjelaskan kebenaran. Bahkan, cara yang demikian bisa lebih efektif.
◀ BENTUK UNGKAPAN ASBAB AL-NUZUL ▶
Ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh para sahabat dalam menunjukkan asbab al nuzul tidak selamanya sama. Bentuk-bentuk pernyataan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Apabila seorang perawi dalam periwayatannya menggunakan kata sabab misalnya; “ sabab nuzul ayat ini adalah begini …”, maka ungkapan yang demikian merupakan pernyataan tegas mengenai sebab turunnya suatu ayat.
- Adakalanya seorang perawi merangkaikan pernyataannya dengan huruf fa’ta’qibiyah,yaitu hufuf “fa” yang mengiringi pernyataain seorang perawi yang mengungkapkan peristiwa sabab al nuzul, baik ungkapan redaksi itu mengatakan tentang adanya pernyataan yang mendahului turunnya ayat atau ungkapan redaksi itu berbentuk lain.
- Kadang-kadang sebab nuzul suatu ayat dapat dipahami secara pasti dari konteks jalan ceritanya, dalam hal ini, sang perawi yang mengalami turunnya wahyu tidak mengemukakan lafal sabab nuzul itu dengan menggunakan ungkapan yang secara jelas menunjukkan sebab nuzul ayat.
- Redaksi, yang boleh jadi, mengandung pengertian menerangkan “sabab nuzul”atau hanya sekedar menjelaskan kandungan yang terdapat dalam ayat yang disebutkan itu.
BACA JUGA:
|
|
◀ URGENSI DAN FUNGSI MEMAHAMI ASBAB AL-NUZUL ▶
Asbab Al-Nuzul mempunyai arti penting dalam menafsirkan Al-Qur’an. Seseorang tidak akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami riwayat Asbab Al-Nuzul suatu ayat. Pemahaman asbab al-nuzul akan sangat membantu dalam memahami konteks turunnya ayat. Ini sangat penting untuk menerapkan ayat-ayat pada kasus dan kesempatan yang berbeda. Peluang terjadinya kekeliruan akan semakin besar jika mengabaikan riwayat sabab al-nuzul.
Dan secara terperinci, menurut Al-Zarqani menyebutkan tujuh macam kegunaan atau faedah mengetahui Asbab al-Nuzul. Kegunaan tersebut antara lain :
- Pengetahuan tentang Asbab al-Nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan tujuan Allah secara khusus mensyari’atkan Agama-Nya melalaui Al-Qur’an. Pengetahuan yang demikian akan memberi manfaat baik bagi orang Mukmin maupun non-Mukmin. Orang Mukmin akan bertambah imannya sedangkan bagi orang kafir, hikmah-hikmah yang terkandung dalam Agama Allah itu akan menggiringnya kepada iman.
- Pengetahuan Asbab al-Nuzul membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan kesulitannya.
- Pengetahuan tentang Asbab al-Nuzul dapat menolak dugaan adanya Hars ( pembatasan ) dalam ayat yang menurut lahirnya mengandung Hars ( pembatasan ), seperti firman Allah yang terkandung dalam surat Al-An’am ayat 145.
- Pengetahuan tentang Asbab al-Nuzul dapat mengkhususkan ( takhsis ) hukum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah sebab dan bukan keumuman lafal.
- Dengan mempelajari Asbab al-Nuzul diketahui pula bahwa sebab turunnya ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang mengkhususkannya ).
- Dengan Asbab al-Nuzul, diketahui orang yang ayat tertentu turun padanya secara tepat sehingga tidak terjadi kesamaran bisa membawa kepada penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan pembebasan bagi orang yang salah.
- Pengetahuan tentang Asbab al-Nuzul akan mempermudah orang menghafal ayat-ayat Al-Qur’an serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui sebab turunnya.
Dari tujuh macam kegunaan pengetahuan tentang Asbab al-Nuzul yang telah dikemukakan di atas, setidaknya lima diantaranya mempunyai hubungan yang erat dengan pentingnya menfsirkan Al-Qur’an dan megistinbat hukum. Seperti yang dipaparkan dalam kegunaan mengetahui Asbab al-Nuzul nomor 2 sampai 6. Sedangkan nomor 1 dan 7 merupakan pelengkap untuk menunjang kemantapan pendirian dan kesempuranaan wawasan bagi seseorang yang hendak memahami Al-Qur’an secara benar.
• Manfaat Mengetahui Asbab al-Nuzul dalam Pendidikan dan Pengajar
Dalam dunia pendidikan, para pendidik mengalami banyak kesulitan dalam penggunaan media pendidikan yang dapat membangkitkan perhatian anak didik supaya jiwa mereka siap dan minat menerima pengajaran, dan seluruh potensi intetektualnya terberdayakan untuk mendengarkan dan mengikuti pelajaran. Tahap pendidikan dasar dalam suatu pengajaran memerlukan kecerdasan yang dapat membantu guru dalam menarik minat anak didik terhadap pelajarannya dengan berbagai media yang cocok. Juga memerlukan latihan dan pengalaman yang cukup lama dalam memilih metode pengajaran yang efektif dan sejalan dengan tingkat pengetahuan anak didik tanpa adanya kekerasan dan paksaan.
Tahap pendidikan dasar itu di samping bertujuan membangkitkan perhatian dan menarik minat anak didik, juga ditujukan memberikan konsepsi menyeluruh mengenai kurikulum pelajaran, agar guru dapat dengan mudah membawa anak didiknya dari hal-hal yang yang bersifat umum kepada yang khusus, sehingga materi-materi pelajaran yang telah ditargetkan dapat dikuasai secara detail setelah anak didik itu memahaminya secara garis besarnya.
Kaitannya dengan pengetahuan tentang Asbab an-Nuzul adalah merupakan media paling baik untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan dalam mempelajari al-Qur’an al-Karim baik bacaannya maupun tafsirnya. Asbab an-Nuzul ada kalanya berupa kisah tentang perisitiwa yang terjadi, atau berupa pertanyaan yang disampaikan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengetahui hukum suatu masalah, hingga al-Qur’an pun turun meresponnya. Seorang guru sebenarnya tidak perlu membuat pengantar pelajaran dengan sesuatu yang baru dipilihnya, sebab jika ia menyampaikan Asbab an-Nuzul, maka kisahnya itu sudah cukup untuk membangkitkan perhatian, menarik minat, memusatkan potensi intelektual dan menyiapkan jiwa anak didik untuk menerima pelajaran, serta mendorong mereka untuk mendengarkan dan memperhatikannya. Mereka akan segera dapat memahami pelajaran itu secara umum dengan mengetahui Asbab an-Nuzul, karena di dalamnya terdapat unsur-unsur kisah yang menarik. Selanjutnya jiwa mereka akan bersemangat untuk mengetahui ayat apa yang akan diturunkan dengan sebab turunnya ayat itu, apa rahasia-rahasia perundangan dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya, yang kesemua ini memberi petunjuk kepada manusia ke jalan yang lurus, jalan menuju kekuatan, kemuliaan dan kebahagiaan.
Para pendidik dalam dunia pengajaran dan pendidikan di bangku-bangku sekolah atau pendidikan umum, dalam memberikan bimbingan perlu memanfaatkan konteks Asbab an-Nuzul dalam memberikan rangsangan kepada peserta didik yang tengah belajar dan masyarakat umum yang dibimbing. Cara demikian merupakan cara yang paling bermanfaat dan efektif untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan tersebut.
◀ BAB III PENUTUP ▶
◀ KESIMPULAN ▶
Dari pemaparan yang telah penulis sajikan dalam bentuk yang sederhana, maka ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:
- Asbab al-Nuzul merupakan suatu perangkat ilmu yang dipakai untuk lebih memahami makna dan maksud diturunkannya suatu ayat, agar terhindar dari penafsiran yang mungkin saja terjadi apabila tidak merujuk kepada sebab turun suatu ayat yang berkaitan suatu masalah.
- ✓ Apabila ada dua riwayat yang berbeda, dan salah satunya lebih shahih dari lainnya maka yang dipegang adalah riwayat yang lebih shahih.
- Dengan mengetahui Asbab Al-Nuzul kita dapat memahami apa-apa yang dimaksudkan dalam Al Qur’an.Karena fungsi,faedah dan manfaat Asbab Al-Nuzul mengerucut pada suatu kenyataan bahwa kita dapat mengetahui tafsir suatu ayat dengan tahu kisah dan penjelasan turunnya ayat terlebih dahulu.
✓ Apabila sanad dari dua riwayat tersebut sama shahih-nya maka salah satunya diutamakan apabila perawinya menyaksikan peristiwa atau karena ada pertimbangan-pertimbangan semacamnya.
✓ Apabila dua riwayat tersebut sulit ditarjih maka pemecahannya adalah diasumsikan ayat turun berulang-ulang setelah ada dua sebab atau sebab-sebab yang disebutkan.
◀ KRITIK DAN SARAN ▶
Dengan segala kerendahan hati penulis menyatakan bahwa dalam pemaparan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan penulis sendiri, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari peserta diskusi dan Bapak dosen selaku pemandu dari seminar ini. Dan mudah-mudahan penyajian makalah ini dapat memberikan sedikit pemahaman mengenai ilmu asbabun nuzul sebagai salah satu disiplin ilmu dari ilmu-ilmu yang dipakai dalam memahami kitab suci Al-Qur’an.
BACA JUGA:
|
|
◀ DAFTAR PUSTAKA ▶
Anwar, Rosihan, Ulumul Qur’an, Cet. III; Bandung: Daftar Pustaka, 2006
Munawwir, Ahmad Warson , Almunawwir: Kamus Arab-Indonesia, Cet. XIV; Surabaya: Pustaka Progressif, 1997
Shihab, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, dkk. Sejarah dan Ulum Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008.
Usman, Ulumul Qur’an, Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2009.
Demikian penjelasan untuk Makalah Azbabun Nuzul. Silahkan untuk berkunjung kembali dikarenakan akan selalu ada update terbaru 😊😄🙏. Silahkan juga untuk memilih dan mendiskusikan di tempat postingan ini di kolom komentar ya supaya semakin bagus diskusi pada setiap postingan. Diperbolehkan request di kolom komentar pada postingan ini tentang rangkuman atau catatan atau soal dan yang lain atau bagian hal yang lainnya, yang sekiranya belum ada di website ini. Terima kasih banyak sebelumnya 👍. Semoga bermanfaat dan berkah untuk kita semua. Amiiinnn 👐👐👐
Jangan lupa untuk 💏 SUBSCRIBE 👪 (dengan cara: Klik lonceng di bawah-kanan layar Anda) dan berikan komentar 💬 atau masukan serta share 👫 postingan ini ke teman-teman untuk berkembangnya https://www.bantalmateri.com/ ini 😀. Terima kasih dan semoga bermanfaat. 😋😆
No comments:
Post a Comment